KENDATI pemerintah pusat mengambil langkah menghentikan pemekaran wilayah (moratorium), tidak lantas menyurutkan niat masyarakat untuk menukarkan wilayah. Di daerah Jawa Barat bagian selatan, keinginan tersebut malah terus mengemuka. Bahkan, berbagai langkah dilakukan untuk membentuk daerah otonom tersendiri melalui pemekaran.
Di Jawa Barat selatan, setelah Pangandaran ingin lepas dari Kabupaten Ciamis, dan Garut selatan ingin mandiri dari Kabupaten Garut, sekarang muncul keinginan serupa dari daerah Tasikmalaya bagian selatan (Tasela).Warga dari dua belas kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya yang secara goegrafis berada di bagian selatan, telah mendeklarasikan diri untuk memisahkan diri dari kabupaten induk. Keinginan itu bukan gertakan semata, tetapi benar-benar menjadi komitmen bersama tokoh masyarakat di dua belas kecamatan di Tasela.
Pemisahan merupakan harga mati bagi Tasik selatan yang tidak mungkin ditawar lagi. "Pemekaran Tasela sudah final, kini harus terus diperjuangkan," ungkap Ketua Presidium Pembentukan Kabupaten Tasik Selatan (P2KTS) Darsono, seusai deklarasi tanggal 20 November 2009 lalu di Cipatujah.Deklarasi merupakan buah dari rangkaian pertemuan dan sosialisasi yang dilakukan perwakilan kelompok masyarakat dari dua belas kecamatan. Wacana Tasik selatan ingin memisahkan diri sudah muncul sejak lama dan kini menguat Muncul kesadaran warga Tasik selatan, dipicu oleh keadaan di wilayah selatan yang relatif tertinggal dibandingkan dengan wilayah utara.
"Langkah tepat untuk mengejar ketertinggalan dengan membentuk daerah otonomi baru. Akses terhadap pemerintahan dan pelayanan masyarakat bisa lebih dekat. Hal utama yang ingin diraih dengan membentuk otonomi baru adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat Tasela," kata Darsono.Keinginan memisahkan diri itu menguat saat para tokoh dari tiga belas kecamatan di Imah Sunda Cibeureum, Desa Simpang, Kecamatan Bantar kalong bertemu. Mereka membentuk Tim Perumus Persiapan Pembentukan Otonomi Baru Tasik Selatan (TP3OBTS) pada bulan Oktober 2009 lalu.
Para tokoh datang mewakili Kecamatan :
1. Cipatujah,
2. Cikalong,
3. Panca tengah,
4. Cikatomas,
5. Culamega,
6. Bantarkalong,
7. Karangnunggal,
8. Bojongasih,
9. Cibalong,
10.Parungponteng,
11.Taraju,
12.Sodonghilir, dan
13.Bojonggambir.
Pertemuan juga dihadiri oleh beberapa anggota DPRD Tasikmalaya dari wilayah Tasela yang mendukung pemekaran. Di antaranya, Subama dan Hidayat Muslim (PPP), Demi Hamzah R. (PAN), dan Andi Sulanjani (Demokrat).Pertemuan demi pertemuan dilakukan tokoh Tasela untuk membangun kekuatan dan menggalang dukungan lebih luas. Puncaknya, tanggal 22 November 2009 lalu, Presidium Pembentukan Kabupaten Tasik Selatan (P2KT) dideklarasikan di Cipatujah.
Terbentuknya Presidium Tasela murni atas aspirasi masyarakat. Mereka sadar "setelah merasa tertinggal dibandingkan dengan daerah lainnya. Masyarakat ingin mengejar ketertinggalan dengan membentuk daerah otonomi baru," kata Agung, salah satu tokoh masyarakat Tasela. PEMEKARAN Tasela merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Apalagi potensi daerah yang bisa dikelola dan dikembangkan, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, cukup menjanjikan."Selama ini terjadi kesenjangan di masyarakat Tasela. Bayangkan ketika ada orang salat harus dibawa ke RSUD yang jaraknya ratusan kilometer. Termasuk saat ada kepentingan dengan pemerintah kabupaten, jarak tempuh sangat jauh," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Tasikmalaya, Dede Farid.
Menurut dia, Pemerintah Tasikmalaya tidak perlu "riweuh"dengan keinginan masyarakat Tasela. Hal itu disebabkan, soal pemekaran tersebut sudah diatur dalam undang-undang, tentu berdasarkan tujuan mulia, yakni untuk meningkatkan kesejahteraan dan memudahkan pelayanan masyarakat selatan.Tokoh pemuda Tasela, Asep Saeffuloh mengatakan, demi kemajuan daerah Tasela para pemuda mendukung upaya pemisahan wilayah tersebut. "Momennya baru sekarang, padahal isu pemekaran sudah sejak lama. Ini mumi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Tasela bukan kepentingan segelintir orang," ujarnya dengan tegas.
HAL yang lebih mengejutkan, warga Tasela mengancam tidak akan menyalurkan aspirasinya pada pemilihan kepala daerah (pilkada) tahun 2011 mendatang jika tidak ada satu pun calon yang mendukung pemekaran itu.Salah seorang Kepala Desa Tatang Bahtiar mengatakan, terlepas jadi atau tidak, keinginan pemekaran cukup kuat. Ini karena pelayanan yang dirasakan warga selatan sulit.Tasela memiliki potensi besar untuk maju jika dimekarkan menjadi kabupaten tersendiri. Potensi perikanan, baik darat maupun laut, pertanian, perkebunan, perdagangan, batu-batuan, dan bahari tambang lainnya.
Selama ini, kata Tatang, semua potensi tersebut belum maksimal dikembangkan, sebab upaya ke arah itu sangat terbatas. Oleh karena itu, jika menjadi daerah otonom, akan memiliki ruang untuk mengembangkan diri secara baik.
Ditambah lagi, Kabupaten Tasikmalaya wilayahnya luas dan penduduknya cukup padat, dengan 39 kecamatan dan 335 desa, berpenduduk 1,7 juta jiwa. Jumlah itu terhitung sudah terlalu besar sehingga butuh untuk dimekarkan.
Wakil Ketua Forum Jawa Barat Selatan Suryaman mengatakan, keinginan pemekaran wilayah selatan kini mulai bermunculan. Hal ini didorong kekecewaan atas kebijakan pembangunan yang timpang dan terpusat di wilayah tengah dan utara sehingga Jawa Barat selatan jauh tertinggal.Pengembangan wilayah Jawa Barat selatan selama ini berhenti hanya sebatas wacana, tidak ada realisasi. Baktinya infrs struktur di Jawa Barat selatan sangat tidak mem an ekonomi jauh tertinggal."Makanya, sekarang wajar kalau Cidauri di Cia Tasikmalaya selatan, dan Pangandaran, ingii Barat selatan selama ini ditinggalkan. Bagai ingin maju. Wajar jika ingin bercerai dan memtx diri," kata Suryaman.Kepala Badan Perencana Pembangi rat, Deny Juanda, mengatakan,
akan mencol lam atas masalah di Jawa Barat selatan. Hal iti langkah-lagkah pemekaran, sebagaimana dan wilayah lainnya di selatan. (Abdul Latif/Priangan drsuat/"PRT"
Sumber :
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=119544, dalam :
http://bataviase.co.id/detailberita-10479273.html
5 Januari 2010
Saya sebagai orang asli Desa Cikancra Cikalong Tasela, tinggal di Serpong Tangerang, sangat mendukung untuk adanya pemisahan Tasela dari Kab Tasik Induk. Hayu jangan sepi lagi! Dari dulu semenjak saya kecil tinggal di Kam Halaman pembangunan Tasela hanya retorika saja, jangan mendzolimi masyarakat Tasela.Infara struktur yg ketinggalan, ekonomi lemah sehingga kami terpaksa urban. ayooo bangkit tuntut hak kita, maju terus warga tasela dimanapun kita berada kita dukung pembentukan tasela!
BalasHapus