Minggu, 04 Juli 2010

Tasikmalaya Selatan Ingin Otonomi






Sebanyak 54 tokoh asal Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (24/10) menggagas pembentukan daerah otonom baru Tasikmalaya Selatan (Tasela). Alasannya, karena wilayah Kabupaten Tasikmalaya terlalu gemuk dengan penduduk 1,7 juta dan terlalu luas, sehingga proses pembangunan tidak merata serta bergerak lamban.

Diharapkan, jika daerah otonom Tasela terbentuk akan terjadi proses percepatan pembangunan di daerah selatan, mulai dari Kecamatan Pancatengah, Cikatomas, Cikalong, Cipatujah, Culamega, Bantarkalong, Karangnunggal, Bojongasih, Cibalong, Patungponten, Taraju, Sodonghilir dan Bojonggambir.

Para tokoh yang hadir dalam pertemuan itu di Imah Sunda, Cibeureum, Desa Simpang, Kec. Bantarkalong, Kab. Tasikmalaya, mulai dari ulama, pemuda, pengusaha, kepala desa, dan beberapa anggota DPRD Kab. Tasikmalaya. Anggota dewan yang hadir Subarna, Hidayat Muslim, Demi Hamzah , Andi Sulanjani ST, Ade Anwas, Oleh Soleh SH.

Pertemuann itu menghasilkan tim perumus persiapan pembentukan daerah otonom baru Tasela dan tim inisiator yang terdiri dari Yayan Kusmayadi, Ending Supratman, Rahmat, Drs. Ii Ruhimat, Agung Ilham S, Idid Suradi, Asep Saepuloh, Dedih dan Ujang Yusup Maulana.

Pembentukan Tasela merupakan rangakaian daerah Jabar bagian selatan yang ingin memisahkan diri. Seperti Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Garut Selatan, Kabupaten Palabuhanratu dan Cianjur Selatan. Tiga usulan yang sudah dibahas serius, yaitu Kab. Pangandaran, Garut Selatan, dan Palabuhanratu.

Menurut Suryaman dari Forum Jabar Selatan, upaya pembentukan daerah otonom di Tasela merupakan langkah bersama dalam memajukan Jabar bagian selatan. Selama ini, daerah Jabar bagian selatan, mengalami ketertinggalan yang cukup jauh.

"Langkah pembentukan daerah otonom sebagai bagian percepatan pembangunan di Jabar bagian selatan," kata Suryaman yang hadir dalam pertemuan itu. (A-97/das)***



Sumber :

http://www.pikiran-rakyat.com/node/100000

25 Oktober 2009


Sumber Gambar:

http://bumikuningan.blogdetik.com/files/2010/01/500px-peta_administratif_jawa_barat.png

http://cikoranji.tripod.com/photo/peta_kabupaten_tasikmalaya.gif

http://anindita89.wordpress.com/2010/01/02/sejuta-pesona-kota-tasikmalaya/

http://profile.ak.fbcdn.net/object2/902/24/n218983838830_9226.jpg

Hendra Messa

http://hdmessa.wordpress.com/about/


Peta Tasikmalaya Selatan


View Larger Map

Optimalkan Pantai Selatan



Keindahan Pantai Selatan Tasikmalaya tidak kalah dengan Pangandaran di Kabupaten Ciamis. Sayangnya, Pantai Selatan Tasikmalaya kalah populer dengan Pangandaran yang telah lama dikenal oleh wisatawan dalam maupun luar negeri.

Untuk itu, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya mencoba membangkitkan potensi yang dimiliki Pantai Selatan Tasikmalaya untuk menjadi salah satu tujuan wisata. Salah satunya, mencari investor yang mau bersama-sama mengembangkan potensi Pantai Selatan.

“Pantai Selatan Tasikmalaya diusulkan untuk segera dijadikan sebagai tempat wisata unggulan yang dimiliki Kabupaten Tasikmalaya,” ungkap Kadisparbud Kabupaten Tasikmalaya EZ Alfian, kemarin.

Dia memaparkan, di sepanjang jalur pantai selatan yang membentang sejauh 52,7 Km memiliki 15 titik wisata pantai yang sangat potensial dan masih asri. Lokasinya pun sangat strategis bagi para investor untuk berinvestasi membangun sarana dan prasarana wisata pantai.

“Pantai Selatan Tasikmalaya mempunyai keindahan alam, akses jalan yang sudah memadai, juga struktur lokasi wisata yang strategis untuk para investor. Makanya kami keukeuh mengusulkan kepada pemkab untuk segera merealisasikan pengembangan Pantai Selatan Tasik tersebut,” jelas dia.

Alfian menggambarkan, salah satu pengembangan di wilayah Pantai Selatan di antaranya, pembangunan infrastruktur wisata yang tertata. Juga akses jalan yang memadai dari arah kota maupun dari arah Jalur Selatan.

Menurutnya, apabila Pantai Selatan telah dikembangkan dengan sungguh-sungguh, dijamin aspek usaha kepariwisataan mampu mendongkrak penghasilan asli daerah (PAD) Kabupaten Tasikmalaya.

“Sebelum dilakukan penataan sudah banyak pengunjung ke sana. Apalagi kalau sudah digarap dengan serius, pasti bisa menghasilkan PAD,” terangnya.

Alfian memprediksi, pengembangan pantai selatan akan dilaksanakan pada tahun 2011. Meningat tahun 2010 ini pemkab tengah konsentrasi mengembangkan wisata di Gunung Galunggung. (irw)

Sumber :

http://www.radartasikmalaya.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2884:optimalkan-pantai-selatan&catid=30:the-community&Itemid=166

10 Mei 2010

Sumber Gambar:

http://www.pasundan.info/travel/pantai-karang-tawulan.html

http://datasunda.org/pl/SUNDA-JPG-DOWNLOAD-EN.php?level=picture&id=574



Potensi dan Prospek Batumulia Jaspis Di Tasikmalaya Selatan



Jaspis adalah sejenis batumulia yang termasuk dalam keluarga mineral kuarsa (SiO2). Kekerasannya sekitar 7 skala Mohs, warnanya beragam dan kilapnya setelah diproses bagaikan cermin, sehingga memenuhi syarat untuk diolah menjadi aksesoris atau produk cenderamata lainnya.

Tanda-tanda tentang adanya potensi jaspis di Tasikmalaya Selatan terbaca dalam penjelasan peta geologi bersistem lembar Karangnunggal yang dipetakan oleh S. Supriatna dkk ( 1985 ) bahwa dalam Formasi Jampang terdapat rijang, kalsedon dan lava yang umumnya terkersikkan. Di peta geologi lembar Jawa Bagian Barat ( N. Rahman dan S. Gafoer , 1998), dijelaskan bahwa Formasi Jampang (Old Andesite Formation) umumnya terkersikkkan, terpropilitkan , termineralkan dan mengandung urat-urat kuarsa dengan mineral bijih sulfida.

Dalam Jurnal Teknologi Mineral Vol. V No. 2 / 1998, Tri Hartono mengungkapkan juga tentang potensi bahan batumulia di Desa Sirnagalih, Bantarkalong, Tasikmalaya Selatan antara lain akik (agate), kalsedon (chalcedony), kecubung (amethyst), jaspis (jasper), geoda ( geode) dan fosil kayu membatu (petrifield wood) yang konon belum pernah disentuh / dieksploitasi.

Sebetulnya pada saat itu, seorang pengusaha Jepang telah mulai mengeksploitasi jaspis secara besar-besaran di Desa Buni Asih, Kecamatan Panca Tengah, dimana selama sekitar 2 tahun telah berhasil mengevakuasi lebih dari 3000 Ton bongkahan batu merah / jaspis berukuran besar yang langsung diekspor ( Sujatmiko, Pikiran Rakyat 5 April 2000 : Fosil Kayu Jawa Barat, Warisan Emas yang Terancam Punah).

Bertolak dari hal-hal di atas dan setelah mendapatkan informasi tambahan dari beberapa pemasok bahan batumulia tentang adanya eksploitasi jaspis di Tasikmalaya Selatan untuk memenuhi pesanan dari seorang pengusaha di Bogor sebanyak 300 Ton , maka pada tanggal 7 - 8 Juni 2008 (Sabtu-Minggu) penulis melakukan peninjauan singkat ke lapangan dan menemukan bahwa potensi dan prospek bahan tambang mineral dan batumulia jaspis di wilayah ini memang sangat besar .

Hanya sayang sekali bahwa kekayaan alam tersebut yang seharusnya dapat memakmurkan dan mensejahterakan masyarakat ternyata tidak dikelola secara benar dan arif sehingga yang terjadi adalah eksploitasi tak terkendali yang tidak sesuai dengan tujuan pengelolaan sektor pertambangan sebagai agent of development.


Sumber :

Abstrak

Sujatmiko

http://psg.bgl.esdm.go.id/informasi/geoseminar/81-potensi-dan-prospek-batumulia-jaspis-di-tasikmalaya-selatan

2 Juli 2008


Sumber Gambar:

http://www.magickee.estranky.cz/clanky/cakry/cakry

http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Jaspis_1unakit.jpg



Penebangan Hutan PTPN Diprotes Warga Dua Kecamatan


Kabupaten Tasikmalaya, Karena adanya rencana penebangan di areal lahan kawasan hutan perkebunan, maka sekitar 100 warga Desa Cogreg Kecamatan Cikatomas dan Desa Tawang, Kecamatan Pancatengah, Kabupaten Tasikmalaya bagian selatan, berunjukrasa mendatangi kantor perkebunan PTPN VIII Bagjanegara, kemarin.

Mereka memprotes penebangan di areal lahan kawasan hutan perkebunan PTPN VIII Bagjanegara, karena khawatir kehilangan sumber mata air yang akan menyebabkan kekeringan dan bila turun hujan dikhawatirkan menimbulkan bencana longsor seperti yang terjadi belakangan ini di beberapa daerah.

“Bila dilakukan penebangan hutan secara luas meski dilakukan pihak PTPN VIII Bagjanegara, kami khawatir akan kehilangan sumber mata air yang berakibat kekeringan dan juga longsor pada saat musim hujan seperti sekarang,” papar warga penunjuk rasa.

Rombongan massa para pengunjukrasa datang ke perkebunan PTPTN VIII Bagjanegara sekitar pukul 10.00 WIB dan langsung disambut anggota Polsek Cikatomas, Polsek Salopa serta pihak keamanan perkebunan, sehingga aksi tidak berlangsung lama, karena setelah membacakan statement (pernyataan) lima orang dari perwakilan pengunjukrasa diajak berdialog di ruang rapat kantor.

Pihak perkebunan pun memaklumi kekhawatiran warga dan pejabat di sana menyatakan tidak semua lahan pohon ditebang, melainkan hanya sebagian saja.

“Karena di kawasan hutan itu ada mata air yang selama ini menjadi satu-satunya harapan warga untuk bisa memperoleh air bersih saat musim kemarau tiba, selanjutnya pemahaman warga selama ini juga mengira penebangan pohon di sana akan dihabiskan semuanya. Karena itu, kami mendatangi kantor perkebunan ini untuk meminta penjelasan, serta meminta agar tidak seluruh pohon di sana ditebang,” kata Deni (30) dan Mansyur warga Desa Cogreg.

Sementara itu, Kepala Afdeling Cayur, Hari Nurdiatna menjelaskan, rencana penebangan 35 hektar lahan hutan milik perkebunan yang ditanami pohon mahoni tersebut telah direncanakan sejak tahun 2000. Namun karena tidak ada pembelinya, akhirnya penebangan baru dilaksanakan tahun 2010, terlebih umur pohon mahoni yang ditanam di sana telah berumur lebih dari 30 tahun.

“Sebenarnya, prosedur penebangan telah kami tempuh dan kami telah mendapatkan izin dari Dinas Kehutanan Pemkab Tasikmalaya dan Pemprov Jabar, namun dengan ketentuan seluas 0,5 hektar dengan jumlah pohon 118 pohon tidak boleh ditebang, karena berada di sekitar mata air. Karena itu, masyarakat tidak perlu khawatir, karena kami pun telah mendapatkan rekomendasi seperti itu dan akan dilaksanakan sebagaimana mestinya,” kata Hari yang Ketua Serikat Perkebunan (SP Bun) PTPN VIII Bagjanegara kepada warga pengunjuk rasa.


Sumber :
Redi Mulyadi
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=26&jd=Penebangan+Hutan+PTPN+Diprotes+Warga+Dua+Kecamatan&dn=20100301213812

2 Maret 2010


Sumber Gambar:

http://www.alumnimanawipari.com/news/jalur_cikatomas_sampai_cimedang_tasikmalaya_rusak/2009-10-01-74

Sabtu, 03 Juli 2010

Atih Kurniati, Mengajar di Tepian Hutan


JANGANKAN bermimpi, untuk membayangkan bersalaman dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tidak pernah tebersit dalam benaknya. Sebab, sepertinya sesuatu hal yang tidak mungkin, seorang guru dari salah satu sekolah dasar (SD) terpencil di daerah Kabupaten Tasikmalaya, akan bertemu dengan Presiden.

Oleh karena itu, Ny. Atih Kurniati (48) seakan tidak percaya ketika mendapatkan berita akan menerima penghargaan dari Presiden SBY.

Akan tetapi, semua itu akhirnya menjadi kenyataan. Pada acara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Sabuga, Kota Bandung, Selasa (26/5), Atih menerima penghargaan Satya Lencana Pendidikan dari Presiden. Suatu penghargaan tertinggi dalam bidang pendidikan karena dedikasi yang dilakukan Atih, yaitu mengajar di sekolah terpencil selama lebih dari dua puluh tahun.

"Ketika bersalaman dengan Pak Presiden, terus terang saja, saya deg-degan. Saya tidak berani menatap Pak Presiden. Tetapi, terus terang saja, saya bangga dengan semua ini. Sulit untuk melukiskan kebahagiaan tersebut," kata Atih, guru SD Tenjowaas, Desa Girimukti, Kec. Bojonggambir, Kab. Tasikmalaya, kepada "PR", semalam.

Sekolah tempat mengajar Atih, lokasinya berada kurang lebih 118 km dari Kota Tasikmalaya. Tepatnya, berada di barat daya daerah Kab. Tasikmalaya. Dari kota Kecamatan Bojonggambir, jaraknya kurang lebih 18 km. Untuk menuju ke Bojonggambir, harus melalui jalanan yang berliku dengan tanjakan dan turunan bagaikan naik gunung turun gunung. Dari ibu kota kecamatan, lokasi SD Tenjowaas berada di ujung daerah itu, dan untuk mencapai lokasi tersebut harus menempuh tanjakan terjal.

Tidak ada angkutan umum menuju ke Tenjowaas. Transportasi yang ada hanyalah ojek, yang tarifnya Rp 40.000,00 dari kota kecamatan ke lokasi sekolah itu. Sementara bila berjalan kaki, harus ditempuh kurang lebih empat jam.

Bangunan SD Tenjowaas sendiri seperti yang diceritakan Kepala SD Tenjowaas Yayat Dahiyat, saat ini dalam kondisi rusak berat. Semua kaca jendela sudah hancur, dan terpaksa diganti dengan reng bambu dan papan kayu. SD tersebut beratap asbes yang sudah bolong-bolong, dengan rusuk kayu yang sudah rapuh. Tiga ruangan kelasnya sudah tidak bisa digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar.

Di SD Tenjowaas ada tiga guru PNS termasuk Atih, seorang kepala sekolah, dan empat guru sukwan. Atih termasuk guru senior dan paling lama mengajar di sekolah itu, yaitu sejak 1982. Rekan-rekan Atih sudah sejak lama pindah ke sekolah di perkotaan. Atih sendiri memutuskan untuk mengabdikan ilmunya di sekolah tersebut hingga sekarang.

Menurut Atih, setelah lulus dari sekolah pendidikan guru (SPG) tahun 1981, ia diterima menjadi PNS setahun kemudian dan langsung ditempatkan di SD Tenjowaas.

"Saya sempat bingung, karena sekolah itu memang lokasinya sangat jauh di ujung daerah Tasikmalaya. Tetapi, karena tekad saya benar-benar ingin mengabdikan ilmu yang telah diperoleh, saya berangkat ke SD Tenjowaas," katanya.

Lokasi sekolah benar-benar berada di tengah hutan. Di belakang sekolah masih ditemui monyet, babi hutan, owa, dan hewan lainnya.

Atih berusaha bertahan di sekolah itu, karena merasa iba kalau sampai meninggalkan sekolah tersebut. Dia tidak ingin pendidikan anak-anak daerah itu terbelakang. Atih juga sering meminta kepada warga setempat untuk menyekolahkan anak-anak mereka.

Setelah lebih dari sepuluh tahun mengajar, Atih akhirnya mendapatkan jodoh pemuda setempat yang bernama Sulaeman.

Selama bertugas, Atih tidak mengetahui ada penilaian dari Departemen Pendidikan ataupun instansi lainnya. Hanya, pada tahun 2006, Atih pernah mendapatkan undangan untuk mengikuti acara HUT Kemerdekaan di Jakarta.

Camat Bojonggambir Agus Salim mengatakan, mereka bangga karena dari daerahnya ada guru yang mendapatkan penghargaan dari Presiden. Penghargaan itu membuat warga Bojonggambir terharu. (Undang Sudrajat/Cecep S.A./"PR")***


Sumber :

http://hotnews.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=news.detail&id=77516

27 Mei 2009



Pantai Cipatujah Objek Wisata Alternatif di Tasik Selatan


Kawasan wisata pantai selatan Kabupaten Tasikmalaya terkenal dengan kawasan pantai Cipatujah. Pada akhir tahun biasanya diadakan Hajat Lembur (Pesta Nelayan).Selain obyek dan daya tarik wisata Cipatujah terdapat pula obyek dan daya tarik wisata lainnya seperti taman Lengsar Pantai Sindangkerta, konservasi penyu, Pantai Pamay dengan perkampungan nelayannya, Taman Bubujung Indah, Pantai Ciheras dan Pantai Karangtawulan.

Keberadaab pantai selatan Tasikmalaya yang terkenal dengan pantai Cipatujah merupakan salah satu obyek wisata alam dengan daya tarik utama berupa wisata bahari. Pengelolaan obyek wisata pantai selatan di bawah kendali Kantor Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya.Obyek wisata pantai Selatan Cipatujah meliputi area kurang lebih 115 hektar, terletak kurang lebih 91 Km dari pusat kota Tasikmalaya.

Kawasan pantai selatan Tasikmalaya memiliki potensi wisata yang tersebar di sepanjang pantai Cipatujah sampai Cikalong, antara lain Pantai Sindangkerta, Pamayangsari, Karangtawulan, semuanya termasuk wilayah Kecamatan Cipatujah.

Sementara obyek-obyek wisata pantai yang masuk ke dalam wilayah Kecamatan Cikalong antara lain Pantai Mandalajaya dan Sindangjaya. Di samping obyek-obyek wisata tersebut masih terdapat obyek dan daya tarik lain.Pada area pantai selatan Tasikmalaya bermuara sungai-sungai yang cukup besar membuat panorama alam di sekitarnya indah dan sangat potensial.



“Pengembangan obyek wisata Pantai Cipatujah sampai sekarang belum dilaksanakan secara maksimal. Apalagi ketika bencana tsunami melanda Pangandaran, Pantai Cipatujah terkena imbasnya, sebagian infrastruktur yang ada di pantai Cipatujah terkena gelombang tsunami.”ungkap Wawan A.Gunawan, warga Simpang Cibalong.

Jalur transportasi yang dapat menghubungkan Pantai wisata Cipatujah dengan wilayah Jawa Barat Selatan, seperti, Kabupaten Ciamis dan Garut menjadi kebutuhan yang mendesak.

Perkembangan obyek wisata Tasikmalaya Selatan diprediksikan akan berkembang dengan pesat. Sebaliknya, dalam kondisi perekonomian yang kurang sehat. “Untuk kondisi saat ini, jarak tempuh obyek wisata pantai Tasikmalaya Selatan terlalu jauh, sementara variasi daya tarik obyek wisata dirasa kurang, hal ini otomatis akan mengurangi keinginan wisatawan untuk datang berkunjung.”tutur Wawan.

Sebenarnya, obyek wisata pantai selatan Tasikmalaya secara geografis tidak terlalu jauh dengan obyek sejenis yang sudah lebih dahulu berkembang, yaitu objek wisata Pantai Pangandaran di Kab.Ciamis. Karena itu, seiring perkembangan obyek wisata Pangandaran, dalam jangka panjang pantai selatan Tasikmalaya akan menjadi pelengkap atau paling tidak menjadi jalur alternatif wisatawan untuk menuju atau jalan pulang dari Pangandaran.

“Dengan demikian, peluang investasi terutama untuk pengembangan infrastruktur di area wisata Pantai Selatan Tasikmalaya masih sangat terbuka luas.”imbuh Rahmat.

Rahmat menjelaskan, problem utama yang menjadi kunci keberhasilan pengembangan adalah infrastruktur transportasi. Sampai saat ini jalan tembus Jawa Barat Selatan masih dalam kondisi perbaikan, sehingga mobilitas faktor produksi dan jalur distribusi hasil produksi dan wilayah tersebut belum lancar sebagaimana yang diharapkan.

“Investasi yang harus didahulukan oleh pemerintah adalah pembangunan prasarana dan sarana transportasi yang memudahkan mobilisasi orang atau barang di wilayah tersebut. Setelah prasanana transportasi dan komunikasi lancar, maka akan mendorong investasi swasta untuk menanam investasi sesuai dengan bidangnya.”ungkapnya.


Sumber :

http://www.leisure.dnaberita.com/03%20Januari%202010%20Leisure%20Pantai%20Cipatujah.php




Cipatujah Menggeliat Dari Tidur Panjang


Perjalanan dari Pangandaran, Kabupaten Ciamis menuju Pantai Cipatujah, Kabupaten
Tasikmalaya, memerlukan waktu sekitar tiga jam melalui darat. Kalau santai bahkan lebih dari
empat jam. Jalan dari Pangandaran menuju Cipatujah cukup bagus, beraspal, dan sebagian
bahkan menggunakan beton. Namun, sebagian jalan saat ini masih dalam proses pembetonan,
sehingga pengguna jalan harus antre menggunakan satu jalur.

Sepanjang perjalanan, wisatawan banyak disuguhi pemandangan indah. Sebelah utara
berupa perbukitan ataupun pertanian, sementara sebelah kiri terlihat Samudera Hindia dengan
ombak yang ganas. Sejumlah pantai yang bagus biasanya ada jalan setapak menuju pantai
tersebut, sehingga para pelancong bisa menyaksikan eksotisme Pantai Selatan dari jarak
dekat.

Perjalanan "PR" memasuki daerah wisata di Kabupaten Tasikmalaya bagian selatan,
sesungguhnya nyaris tak ada yang baru dibandingkan dengan objek wisata di Ciamis Selatan.
Bedanya, saat memasuki Kec. Cikalong yang berbatasan dengan daerah Cimerak, Kab.
Ciamis, banyak rumah makan yang menawarkan menu ikan bakar. Aktivitas ini cukup menarik.
Apalagi, ikan yang ditawarkan relatif segar dengan harga yang tidak terlalu mahal.
Memperbanyak objek wisata kuliner berbasis ikan dengan penyajian yang khas, serta penataan
tata ruang yang menarik dapat menambah daya tarik Kabupaten Tasikmalaya Selatan.
Sejumlah pantai yang perlu dikemas Pemkab Tasik adalah Pantai Pamayangsari,
Karangtawulan, Sindangkerta, dan Cipatujah. Semua objek wisata itu adalah panorama laut
yang sangat indah. Sebagian laut terkesan misterius dan ganas. Keseluruhan objek wisata
pantai di Tasikmalaya meliputi 125 hektare.

Meskipun memiliki daya pesona yang luar biasa, Tasikmalaya Selatan tidak memiliki nilai lebih,
jika tidak dikemas sedemikian rupa. Selain memperlihatkan pesona laut yang dahsyat,
pengelola wisata itu harus menggelar berbagai event yang dapat menarik perhatian wisatawan.
Di antara tempat wisata yang menarik di Tasikmalaya Selatan, Pantai Cipatujah merupakan
tempat yang dikelola paling baik. Di Cipatujah terdapat banyak tempat menginap.
Meski demikian, Cipatujah dan pantai lain di sekitar Tasikmalaya Selatan tidak banyak
dikunjungi wisatawan mancanegara. Sepanjang tahun, pantai ini lebih didominasi wisatawan
lokal.

Untuk mengundang wisatawan asing, pemkab perlu mengemas sejumlah event menarik.
Penyelenggaraan olah raga pantai seperti voli pantai, perlu sering digelar, baik event nasional
maupun internasional.

Sejumlah remaja yang suka melakukan tracking di pinggir pantai, perlu diformalkan.
Maksudnya, daripada mereka melakukan track secara membabi buta, lebih baik digelar event
yang menampilkan penampilan tracking motor yang lebih memesona.
Ombak yang besar mungkin juga memiliki daya tarik sendiri untuk berselancar. Pemkab
Tasikmalaya dapat memilihkan tempat yang paling cocok untuk aktivitas ini. Yang pasti, setiap
wisatawan harus memiliki alasan yang kuat untuk datang ke Tasikmalaya Selatan. Berselancar
adalah salah satu alasan itu..

Berbagai event budaya dan seni yang selama ini menjadi kekayaan Kab. Tasikmalaya, dapat
ditampilkan untuk menarik minat wisatawan mancanegara. Tanpa ada terobosan di bidang
kepariwisataan, maka Tasikmalaya Selatan tidak akan mengalami kemajuan berarti. Berbagai
event itu semakin menjadi keniscayaan, mana kala promosi pariwisata Jabar Selatan mulai
gencar dilakukan kelak.

Bagi penduduk lokal, panorama pantai, gunung, atau danau, mungkin merupakan
pemandangan biasa. Akan tetapi, bagi wisatawan mancanegara, berbagai pemandangan yang
kelihatannya terkesan biasa-biasa saja, menjadi amat luar biasa di mata orang asing.
Mengemas "sajian" wisata dengan apik merupakan salah satu kiatnya.
Kuncinya adalah pemasaran. Bali telah lama dipasarkan di luar negeri sebagai provinsi
pariwisata. Sedangkan Jabar selatan tidak pernah dipasarkan seperti itu.
Menuju Jabar yang terkenal seperti Bali, memang memerlukan waktu yang lama. Meski
demikian, hal itu bukan mustahil. Apalagi, dalam informasi yang serbacepat, semuanya dapat
dilakukan dengan mudah.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Tasikmalaya Alfian
mengatakan, sekarang sedang dilakukan penataan kawasan wisata di Cipatujah. Di antaranya,
penambahan fasilitas wisata, seperti kolam renang dengan dilengkapi sarana
lainnya."Sekarang untuk kolam renang sedang dibangun, diharapkan tahun depan bisa selesai.
Konsep kita, kenapa bikin kolam renang, karena laut selatan kurang bersahabat untuk
berenang. Makanya, kita siapkan kolam renang, termasuk kolam renang untuk anak-anak,"
kata Alfian.

Ke depan, Cipatujah ini menjadi wisata keluarga yang mengasyikkan. Proses penataan terus
dilakukan, dalam beberapa tahun ke depan, termasuk diikuti dengan promosinya.
Masih di daerah selatan, tepatnya di Pantai Sidangkerta yang jaraknya tidak jauh dari
Cipatujah, akan dibangun Akuarium Biota Laut raksasa. Pertimbangannya, di daerah itu
memiliki ragam biota laut yang indah. Dengan demikian, nantinya pelajar atau peneliti bisa
melihat aneka biota laut ke lokasi wisata ini. "Sasarannya wisata ilmiah, tetapi tetap menghibur.
Harapan kita, tahun depan proses pembangunan bisa dimulai. Wisata ini akan menjadi daya
tarik Tasikmalaya bagian selatan," kata Alfian.

Di pantai yang berbatasan dengan Kabupaten Garut yaitu Pantai Bubujung, juga ditata oleh
investor. Pantai itu akan menjadi pintu gerbang Tasikmalaya dari arah Garut. Kondisi pantainya
cukup indah, serta gelombangnya tidak terlalu besar. (Wakhudin/Undang Sudrajat/PR)***

Sumber :

Harian Pikiran Rakyat, Rabu 07 Oktober 2009, dalam :

http://www.ahmadheryawan.com/lintas-jabar/budaya-pariwisata/7516-cipatujah-menggeliat-dari-tidur-panjang-.pdf

Sumber Gambar:

http://furnawatitania.files.wordpress.com/2009/08/cipatujah1.jpg





Pantai Karang Tawulan yang Masih Perawan

(foto:dok:dnaberita/redimulyadi)
KARENA masih perawan, suasana alami dan sepi seakan seperti bukan umumnya kawasan wisata, menyambut kita begitu sampai di kawasan Pantai Karang Tawulan. Sejauh mata memandang terlihat sejumlah karang menjulang diterpa gelombang laut selatan, suara gelegar pun terdengar cukup menyeramkan.

(foto:dok:dnaberita/redimulyadi)

Nama objek wisata Pantai Karang Tawulan berlokasi di Kalapagenep, Kec. Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya, tentu masih sangat asing. Tidak demikian halnya dengan penghobi travelling, objek wisata yang jaraknya sekitar 90 kilometer dari pusat Kota Tasikmalaya terbilang akrab. Tidak hanya Pantai Karang Tawulan, wisatawan yang menggunakan rute Tasikmalaya-Singaparna-Cipatujah, sebelumnya akan melewati objek wisata Pantai Sindangkerta, Cipatujah, Pamayangsari, dan akhirnya berujung di objek wisata Karang Tawulan. Jarak antara objek wisata Sindangbarang ke Pamayangsari hanya tujuh kilometer. Sedangkan, ke Karang Tawulan yang merupakan perbatasan Kab. Tasikmalaya dengan Ciamis jaraknya 13 kilometer.

Sungguh eksotik dan alamiah, demikian sejumlah wisatawan mengungkapkan panorama kawasan objek wisata Karang Tawulan. Bila diibandingkan dengan objek wisata Sindangbarang dan Pamayangsari yang berkarang curam dan ombak besar, Pantai Karang Tawulan cenderung landai, sehingga sejumlah lokasi cukup aman dipergunakan untuk berenang.

Karena itu, kebanyakan wisatawan yang datang berkunjung ke Karang Tawulan, umumnya tidak hanya untuk berenang di tengah sengatan matahari. Akan tetapi, juga menikmati alam dengan segala keindahannya, terutama sore hari menjelang petang.

Tatkala menjelang petang kita seakan diajak untuk mengagumi karunia ciptaan Tuhan yang sangat indah dan sulit diungkapkan. Kita dapat menyaksikan sekawanan burung camar berarak pulang menuju sarangnya di Nusa Manuk, pulau kecil agak ke tengah laut. Di antara kepakan sayap dan suara riuh burung-burung menuju Nusa Manuk. Kalau udara sedang cerah, kita dapat menyaksikan matahari tenggelam di balik punggung Nusa Manuk.

“Inilah kelebihan objek wisata Karang Tawulan yang belum sepenuhnya tergali dan dipublikasikan,” ujar Wawan A.Gunawan, warga Desa Kalapagenep.

Tawulan, makanan khas ikan-ikan laut menjadi menu utama. Bahkan kalau sedang musimnya, ikan-ikan laut asal Pamayangsari, harganya dijamin sangat murah dibandingkan dengan objek wisata pantai mana pun.

Bila sedang musim penyu bertelur, terutama saat terang bulan purnama, dari tengah malam hingga pukul 03.00 WIB, kita dapat menyaksikan penyu bertelur. Lokasi paling banyak terutama di kawasan Pantai Pamayangsari yang pantainya cenderung masih tertutup tanaman pantai.

Umumnya, wisatawan yang berkunjung ke kawasan objek wisata Pantai Selatan Tasikmalaya atau yang terkenal dengan Pantai Cipatujah jarang menginap di pondokan kalau bukan pergi bersama keluarga. Pasalnya, menjelang pagi, pukul 05.30 WIB kita dapat menyaksikan air laut yang surut hingga meninggalkan batu karang yang cukup luas.Saat berjalan menikmati udara pagi di bebatuan tersebut, kita juga dapat menyaksikan sejumlah hewan laut kecil aneka warna di antara celah karang. Kumang atau siput laut mudah ditangkap.

Pantai Karang Tawulan dapat menjadi salah satu tujuan wisata karena lokasinya yang tidak begitu jauh dari Pangandaran. Untuk menuju objek wisata Karang Tawulan, akan melewati objek wisata Pantai Sindangkerta, Cipatujah, Pamayang, dan objek lainnya yang berada di sisi kanan jalan.
Sekitar 100 meter ke arah timur dari Pantai Kawangtawulan terdapat Makam Keramat Syekh Abdul Rohman sertaEyang Garuda Ngupuk dan disebelahnya terdapat Goa Parat dan Goa Lalay.

Apabila menyusuri wilayah Jawa Barat selatan yang menghubungkan antara Pantai Pelabuhan Ratu Sukabumi dengan Pantai Pangandaran Ciamis, tidak ada salahnya mampir untuk beristirahat bersama keluarga atau rombongan di pantai ini. Pantai yang indah disuguhi beberapa gazebo / saung untuk melihat sejauh mata memandang ke laut lepas membawa nuansa romantis dan kesejukan dikala menghadapi perjalanan yang cukup
panjang.

Sumber:
http://www.leisure.dnaberita.com/6%20Desember%202009%20Leisure%20Pantai.php

Komisi I DPRD Kab Tasikmalaya Merespon Aspirasi Presidium Pemekaran Tasela

Bertempat di aula gedung DRD Kabupaten Tasikmalaya, pada Hari Kamis (20/05) Tim Presidium Pemekaran Kabupaten Tasikmalaya Selatan mengadakan audensi dengan Komisi I DPRD Kabupaten Tasikmalaya.

Diterima Ketua Komisi I Aep Saepuloh, Tim Presidium yang terdiri dari Drs. Rahmat Heryadi, Asep Saepuloh S.T, Drs. Pipin, dan beberapa tokoh masyarakat lainnya, menyampaikan aspirasi masyarakat Tasik Selatan yang berkeinginan membentuk wilayah otonomi baru di Tasik Selatan.

Dalam pemaparannya, Rahmat Heryadi menyampaikan secara jelas berbagai aspek yang berhubungan dengan poses terbentuknya presidium yang dimulai dari pertemuan di Imah Sunda Cibeureum Kecamatan Bantarkalong yang saat itu dihadiri oleh perwakilan sepuluh kecamatan di Tasik Selatan yang meliputi Kecamatan Cibalong, Bojong Asih, Parungponteng, Karangnunggal, Bantarkalong, Cipatujah, Culamega, Pancatengah,Cikalong dan Cikatomas, sampai akhirnya terbentuk serta dideklarasikannya Presidium Pemekaran Tasik Selatan.

Acara yang dihadiri hampir seluruh anggota komisi I DPRD Kabupaten Tasikmalaya tersebut juga di hadiri oleh perwakilan para kepala desa se wilayah Tasik selatan, serta jajaran kepengurusan asosiasi BPD tiap kecamatan di wilayah Tasik Selatan.

Dalam kesempatan tersebut juga diserahkan berita acara dukungan dari tiap Badan Permusyawaratan Desa (BPD)se wilayah Tasela oleh perwakilan BPD, sebagai bentuk dukungan masyarakat terhadap proses pemekaran Tasik Selatan.

Dalam Kesempatan itu, para tokoh Tasela tersebut meminta kejelasan dan realisasi, sejauh mana komisi I DPRD Kabupaten Tasikmalaya ini menindaklanjuti aspirasi masyarakat Tasela.

Hal ini di jawab oleh Ketua Komisi I Aep Saepuloh dari Fraksi PDIP bahwa pihaknya dari komisi I berjanji akan menindaklanjuti aspirasi Masyarakat Tasela tersebut untuk di bawa ke pimpinan tertinggi yang dalam waktu dekat akan di bahas dalam Bamus DPRD.(Yedi)


Sumber :

http://taselamedia.wordpress.com/2010/05/20/komisi-i-dprd-kab-tasikmalaya-merespon-aspirasi-presidium-pemekaran-tasela/

20 Mei 2010



Pemekaran Kabupaten Tasikmalaya - Tuntutan "Cerai" Semakin Kuat

KENDATI pemerintah pusat mengambil langkah menghentikan pemekaran wilayah (moratorium), tidak lantas menyurutkan niat masyarakat untuk menukarkan wilayah. Di daerah Jawa Barat bagian selatan, keinginan tersebut malah terus mengemuka. Bahkan, berbagai langkah dilakukan untuk membentuk daerah otonom tersendiri melalui pemekaran.

Di Jawa Barat selatan, setelah Pangandaran ingin lepas dari Kabupaten Ciamis, dan Garut selatan ingin mandiri dari Kabupaten Garut, sekarang muncul keinginan serupa dari daerah Tasikmalaya bagian selatan (Tasela).Warga dari dua belas kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya yang secara goegrafis berada di bagian selatan, telah mendeklarasikan diri untuk memisahkan diri dari kabupaten induk. Keinginan itu bukan gertakan semata, tetapi benar-benar menjadi komitmen bersama tokoh masyarakat di dua belas kecamatan di Tasela.

Pemisahan merupakan harga mati bagi Tasik selatan yang tidak mungkin ditawar lagi. "Pemekaran Tasela sudah final, kini harus terus diperjuangkan," ungkap Ketua Presidium Pembentukan Kabupaten Tasik Selatan (P2KTS) Darsono, seusai deklarasi tanggal 20 November 2009 lalu di Cipatujah.Deklarasi merupakan buah dari rangkaian pertemuan dan sosialisasi yang dilakukan perwakilan kelompok masyarakat dari dua belas kecamatan. Wacana Tasik selatan ingin memisahkan diri sudah muncul sejak lama dan kini menguat Muncul kesadaran warga Tasik selatan, dipicu oleh keadaan di wilayah selatan yang relatif tertinggal dibandingkan dengan wilayah utara.

"Langkah tepat untuk mengejar ketertinggalan dengan membentuk daerah otonomi baru. Akses terhadap pemerintahan dan pelayanan masyarakat bisa lebih dekat. Hal utama yang ingin diraih dengan membentuk otonomi baru adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat Tasela," kata Darsono.Keinginan memisahkan diri itu menguat saat para tokoh dari tiga belas kecamatan di Imah Sunda Cibeureum, Desa Simpang, Kecamatan Bantar kalong bertemu. Mereka membentuk Tim Perumus Persiapan Pembentukan Otonomi Baru Tasik Selatan (TP3OBTS) pada bulan Oktober 2009 lalu.

Para tokoh datang mewakili Kecamatan :

1. Cipatujah,
2. Cikalong,
3. Panca tengah,
4. Cikatomas,
5. Culamega,
6. Bantarkalong,
7. Karangnunggal,
8. Bojongasih,
9. Cibalong,
10.Parungponteng,
11.Taraju,
12.Sodonghilir, dan
13.Bojonggambir.


Pertemuan juga dihadiri oleh beberapa anggota DPRD Tasikmalaya dari wilayah Tasela yang mendukung pemekaran. Di antaranya, Subama dan Hidayat Muslim (PPP), Demi Hamzah R. (PAN), dan Andi Sulanjani (Demokrat).Pertemuan demi pertemuan dilakukan tokoh Tasela untuk membangun kekuatan dan menggalang dukungan lebih luas. Puncaknya, tanggal 22 November 2009 lalu, Presidium Pembentukan Kabupaten Tasik Selatan (P2KT) dideklarasikan di Cipatujah.

Terbentuknya Presidium Tasela murni atas aspirasi masyarakat. Mereka sadar "setelah merasa tertinggal dibandingkan dengan daerah lainnya. Masyarakat ingin mengejar ketertinggalan dengan membentuk daerah otonomi baru," kata Agung, salah satu tokoh masyarakat Tasela. PEMEKARAN Tasela merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Apalagi potensi daerah yang bisa dikelola dan dikembangkan, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, cukup menjanjikan."Selama ini terjadi kesenjangan di masyarakat Tasela. Bayangkan ketika ada orang salat harus dibawa ke RSUD yang jaraknya ratusan kilometer. Termasuk saat ada kepentingan dengan pemerintah kabupaten, jarak tempuh sangat jauh," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Tasikmalaya, Dede Farid.

Menurut dia, Pemerintah Tasikmalaya tidak perlu "riweuh"dengan keinginan masyarakat Tasela. Hal itu disebabkan, soal pemekaran tersebut sudah diatur dalam undang-undang, tentu berdasarkan tujuan mulia, yakni untuk meningkatkan kesejahteraan dan memudahkan pelayanan masyarakat selatan.Tokoh pemuda Tasela, Asep Saeffuloh mengatakan, demi kemajuan daerah Tasela para pemuda mendukung upaya pemisahan wilayah tersebut. "Momennya baru sekarang, padahal isu pemekaran sudah sejak lama. Ini mumi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Tasela bukan kepentingan segelintir orang," ujarnya dengan tegas.

HAL yang lebih mengejutkan, warga Tasela mengancam tidak akan menyalurkan aspirasinya pada pemilihan kepala daerah (pilkada) tahun 2011 mendatang jika tidak ada satu pun calon yang mendukung pemekaran itu.Salah seorang Kepala Desa Tatang Bahtiar mengatakan, terlepas jadi atau tidak, keinginan pemekaran cukup kuat. Ini karena pelayanan yang dirasakan warga selatan sulit.Tasela memiliki potensi besar untuk maju jika dimekarkan menjadi kabupaten tersendiri. Potensi perikanan, baik darat maupun laut, pertanian, perkebunan, perdagangan, batu-batuan, dan bahari tambang lainnya.

Selama ini, kata Tatang, semua potensi tersebut belum maksimal dikembangkan, sebab upaya ke arah itu sangat terbatas. Oleh karena itu, jika menjadi daerah otonom, akan memiliki ruang untuk mengembangkan diri secara baik.
Ditambah lagi, Kabupaten Tasikmalaya wilayahnya luas dan penduduknya cukup padat, dengan 39 kecamatan dan 335 desa, berpenduduk 1,7 juta jiwa. Jumlah itu terhitung sudah terlalu besar sehingga butuh untuk dimekarkan.

Wakil Ketua Forum Jawa Barat Selatan Suryaman mengatakan, keinginan pemekaran wilayah selatan kini mulai bermunculan. Hal ini didorong kekecewaan atas kebijakan pembangunan yang timpang dan terpusat di wilayah tengah dan utara sehingga Jawa Barat selatan jauh tertinggal.Pengembangan wilayah Jawa Barat selatan selama ini berhenti hanya sebatas wacana, tidak ada realisasi. Baktinya infrs struktur di Jawa Barat selatan sangat tidak mem an ekonomi jauh tertinggal."Makanya, sekarang wajar kalau Cidauri di Cia Tasikmalaya selatan, dan Pangandaran, ingii Barat selatan selama ini ditinggalkan. Bagai ingin maju. Wajar jika ingin bercerai dan memtx diri," kata Suryaman.Kepala Badan Perencana Pembangi rat, Deny Juanda, mengatakan,
akan mencol lam atas masalah di Jawa Barat selatan. Hal iti langkah-lagkah pemekaran, sebagaimana dan wilayah lainnya di selatan. (Abdul Latif/Priangan drsuat/"PRT"


Sumber :
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=119544, dalam :
http://bataviase.co.id/detailberita-10479273.html
5 Januari 2010