Minggu, 04 Juli 2010

Tasikmalaya Selatan Ingin Otonomi






Sebanyak 54 tokoh asal Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (24/10) menggagas pembentukan daerah otonom baru Tasikmalaya Selatan (Tasela). Alasannya, karena wilayah Kabupaten Tasikmalaya terlalu gemuk dengan penduduk 1,7 juta dan terlalu luas, sehingga proses pembangunan tidak merata serta bergerak lamban.

Diharapkan, jika daerah otonom Tasela terbentuk akan terjadi proses percepatan pembangunan di daerah selatan, mulai dari Kecamatan Pancatengah, Cikatomas, Cikalong, Cipatujah, Culamega, Bantarkalong, Karangnunggal, Bojongasih, Cibalong, Patungponten, Taraju, Sodonghilir dan Bojonggambir.

Para tokoh yang hadir dalam pertemuan itu di Imah Sunda, Cibeureum, Desa Simpang, Kec. Bantarkalong, Kab. Tasikmalaya, mulai dari ulama, pemuda, pengusaha, kepala desa, dan beberapa anggota DPRD Kab. Tasikmalaya. Anggota dewan yang hadir Subarna, Hidayat Muslim, Demi Hamzah , Andi Sulanjani ST, Ade Anwas, Oleh Soleh SH.

Pertemuann itu menghasilkan tim perumus persiapan pembentukan daerah otonom baru Tasela dan tim inisiator yang terdiri dari Yayan Kusmayadi, Ending Supratman, Rahmat, Drs. Ii Ruhimat, Agung Ilham S, Idid Suradi, Asep Saepuloh, Dedih dan Ujang Yusup Maulana.

Pembentukan Tasela merupakan rangakaian daerah Jabar bagian selatan yang ingin memisahkan diri. Seperti Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Garut Selatan, Kabupaten Palabuhanratu dan Cianjur Selatan. Tiga usulan yang sudah dibahas serius, yaitu Kab. Pangandaran, Garut Selatan, dan Palabuhanratu.

Menurut Suryaman dari Forum Jabar Selatan, upaya pembentukan daerah otonom di Tasela merupakan langkah bersama dalam memajukan Jabar bagian selatan. Selama ini, daerah Jabar bagian selatan, mengalami ketertinggalan yang cukup jauh.

"Langkah pembentukan daerah otonom sebagai bagian percepatan pembangunan di Jabar bagian selatan," kata Suryaman yang hadir dalam pertemuan itu. (A-97/das)***



Sumber :

http://www.pikiran-rakyat.com/node/100000

25 Oktober 2009


Sumber Gambar:

http://bumikuningan.blogdetik.com/files/2010/01/500px-peta_administratif_jawa_barat.png

http://cikoranji.tripod.com/photo/peta_kabupaten_tasikmalaya.gif

http://anindita89.wordpress.com/2010/01/02/sejuta-pesona-kota-tasikmalaya/

http://profile.ak.fbcdn.net/object2/902/24/n218983838830_9226.jpg

Hendra Messa

http://hdmessa.wordpress.com/about/


Peta Tasikmalaya Selatan


View Larger Map

Optimalkan Pantai Selatan



Keindahan Pantai Selatan Tasikmalaya tidak kalah dengan Pangandaran di Kabupaten Ciamis. Sayangnya, Pantai Selatan Tasikmalaya kalah populer dengan Pangandaran yang telah lama dikenal oleh wisatawan dalam maupun luar negeri.

Untuk itu, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya mencoba membangkitkan potensi yang dimiliki Pantai Selatan Tasikmalaya untuk menjadi salah satu tujuan wisata. Salah satunya, mencari investor yang mau bersama-sama mengembangkan potensi Pantai Selatan.

“Pantai Selatan Tasikmalaya diusulkan untuk segera dijadikan sebagai tempat wisata unggulan yang dimiliki Kabupaten Tasikmalaya,” ungkap Kadisparbud Kabupaten Tasikmalaya EZ Alfian, kemarin.

Dia memaparkan, di sepanjang jalur pantai selatan yang membentang sejauh 52,7 Km memiliki 15 titik wisata pantai yang sangat potensial dan masih asri. Lokasinya pun sangat strategis bagi para investor untuk berinvestasi membangun sarana dan prasarana wisata pantai.

“Pantai Selatan Tasikmalaya mempunyai keindahan alam, akses jalan yang sudah memadai, juga struktur lokasi wisata yang strategis untuk para investor. Makanya kami keukeuh mengusulkan kepada pemkab untuk segera merealisasikan pengembangan Pantai Selatan Tasik tersebut,” jelas dia.

Alfian menggambarkan, salah satu pengembangan di wilayah Pantai Selatan di antaranya, pembangunan infrastruktur wisata yang tertata. Juga akses jalan yang memadai dari arah kota maupun dari arah Jalur Selatan.

Menurutnya, apabila Pantai Selatan telah dikembangkan dengan sungguh-sungguh, dijamin aspek usaha kepariwisataan mampu mendongkrak penghasilan asli daerah (PAD) Kabupaten Tasikmalaya.

“Sebelum dilakukan penataan sudah banyak pengunjung ke sana. Apalagi kalau sudah digarap dengan serius, pasti bisa menghasilkan PAD,” terangnya.

Alfian memprediksi, pengembangan pantai selatan akan dilaksanakan pada tahun 2011. Meningat tahun 2010 ini pemkab tengah konsentrasi mengembangkan wisata di Gunung Galunggung. (irw)

Sumber :

http://www.radartasikmalaya.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2884:optimalkan-pantai-selatan&catid=30:the-community&Itemid=166

10 Mei 2010

Sumber Gambar:

http://www.pasundan.info/travel/pantai-karang-tawulan.html

http://datasunda.org/pl/SUNDA-JPG-DOWNLOAD-EN.php?level=picture&id=574



Potensi dan Prospek Batumulia Jaspis Di Tasikmalaya Selatan



Jaspis adalah sejenis batumulia yang termasuk dalam keluarga mineral kuarsa (SiO2). Kekerasannya sekitar 7 skala Mohs, warnanya beragam dan kilapnya setelah diproses bagaikan cermin, sehingga memenuhi syarat untuk diolah menjadi aksesoris atau produk cenderamata lainnya.

Tanda-tanda tentang adanya potensi jaspis di Tasikmalaya Selatan terbaca dalam penjelasan peta geologi bersistem lembar Karangnunggal yang dipetakan oleh S. Supriatna dkk ( 1985 ) bahwa dalam Formasi Jampang terdapat rijang, kalsedon dan lava yang umumnya terkersikkan. Di peta geologi lembar Jawa Bagian Barat ( N. Rahman dan S. Gafoer , 1998), dijelaskan bahwa Formasi Jampang (Old Andesite Formation) umumnya terkersikkkan, terpropilitkan , termineralkan dan mengandung urat-urat kuarsa dengan mineral bijih sulfida.

Dalam Jurnal Teknologi Mineral Vol. V No. 2 / 1998, Tri Hartono mengungkapkan juga tentang potensi bahan batumulia di Desa Sirnagalih, Bantarkalong, Tasikmalaya Selatan antara lain akik (agate), kalsedon (chalcedony), kecubung (amethyst), jaspis (jasper), geoda ( geode) dan fosil kayu membatu (petrifield wood) yang konon belum pernah disentuh / dieksploitasi.

Sebetulnya pada saat itu, seorang pengusaha Jepang telah mulai mengeksploitasi jaspis secara besar-besaran di Desa Buni Asih, Kecamatan Panca Tengah, dimana selama sekitar 2 tahun telah berhasil mengevakuasi lebih dari 3000 Ton bongkahan batu merah / jaspis berukuran besar yang langsung diekspor ( Sujatmiko, Pikiran Rakyat 5 April 2000 : Fosil Kayu Jawa Barat, Warisan Emas yang Terancam Punah).

Bertolak dari hal-hal di atas dan setelah mendapatkan informasi tambahan dari beberapa pemasok bahan batumulia tentang adanya eksploitasi jaspis di Tasikmalaya Selatan untuk memenuhi pesanan dari seorang pengusaha di Bogor sebanyak 300 Ton , maka pada tanggal 7 - 8 Juni 2008 (Sabtu-Minggu) penulis melakukan peninjauan singkat ke lapangan dan menemukan bahwa potensi dan prospek bahan tambang mineral dan batumulia jaspis di wilayah ini memang sangat besar .

Hanya sayang sekali bahwa kekayaan alam tersebut yang seharusnya dapat memakmurkan dan mensejahterakan masyarakat ternyata tidak dikelola secara benar dan arif sehingga yang terjadi adalah eksploitasi tak terkendali yang tidak sesuai dengan tujuan pengelolaan sektor pertambangan sebagai agent of development.


Sumber :

Abstrak

Sujatmiko

http://psg.bgl.esdm.go.id/informasi/geoseminar/81-potensi-dan-prospek-batumulia-jaspis-di-tasikmalaya-selatan

2 Juli 2008


Sumber Gambar:

http://www.magickee.estranky.cz/clanky/cakry/cakry

http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Jaspis_1unakit.jpg



Penebangan Hutan PTPN Diprotes Warga Dua Kecamatan


Kabupaten Tasikmalaya, Karena adanya rencana penebangan di areal lahan kawasan hutan perkebunan, maka sekitar 100 warga Desa Cogreg Kecamatan Cikatomas dan Desa Tawang, Kecamatan Pancatengah, Kabupaten Tasikmalaya bagian selatan, berunjukrasa mendatangi kantor perkebunan PTPN VIII Bagjanegara, kemarin.

Mereka memprotes penebangan di areal lahan kawasan hutan perkebunan PTPN VIII Bagjanegara, karena khawatir kehilangan sumber mata air yang akan menyebabkan kekeringan dan bila turun hujan dikhawatirkan menimbulkan bencana longsor seperti yang terjadi belakangan ini di beberapa daerah.

“Bila dilakukan penebangan hutan secara luas meski dilakukan pihak PTPN VIII Bagjanegara, kami khawatir akan kehilangan sumber mata air yang berakibat kekeringan dan juga longsor pada saat musim hujan seperti sekarang,” papar warga penunjuk rasa.

Rombongan massa para pengunjukrasa datang ke perkebunan PTPTN VIII Bagjanegara sekitar pukul 10.00 WIB dan langsung disambut anggota Polsek Cikatomas, Polsek Salopa serta pihak keamanan perkebunan, sehingga aksi tidak berlangsung lama, karena setelah membacakan statement (pernyataan) lima orang dari perwakilan pengunjukrasa diajak berdialog di ruang rapat kantor.

Pihak perkebunan pun memaklumi kekhawatiran warga dan pejabat di sana menyatakan tidak semua lahan pohon ditebang, melainkan hanya sebagian saja.

“Karena di kawasan hutan itu ada mata air yang selama ini menjadi satu-satunya harapan warga untuk bisa memperoleh air bersih saat musim kemarau tiba, selanjutnya pemahaman warga selama ini juga mengira penebangan pohon di sana akan dihabiskan semuanya. Karena itu, kami mendatangi kantor perkebunan ini untuk meminta penjelasan, serta meminta agar tidak seluruh pohon di sana ditebang,” kata Deni (30) dan Mansyur warga Desa Cogreg.

Sementara itu, Kepala Afdeling Cayur, Hari Nurdiatna menjelaskan, rencana penebangan 35 hektar lahan hutan milik perkebunan yang ditanami pohon mahoni tersebut telah direncanakan sejak tahun 2000. Namun karena tidak ada pembelinya, akhirnya penebangan baru dilaksanakan tahun 2010, terlebih umur pohon mahoni yang ditanam di sana telah berumur lebih dari 30 tahun.

“Sebenarnya, prosedur penebangan telah kami tempuh dan kami telah mendapatkan izin dari Dinas Kehutanan Pemkab Tasikmalaya dan Pemprov Jabar, namun dengan ketentuan seluas 0,5 hektar dengan jumlah pohon 118 pohon tidak boleh ditebang, karena berada di sekitar mata air. Karena itu, masyarakat tidak perlu khawatir, karena kami pun telah mendapatkan rekomendasi seperti itu dan akan dilaksanakan sebagaimana mestinya,” kata Hari yang Ketua Serikat Perkebunan (SP Bun) PTPN VIII Bagjanegara kepada warga pengunjuk rasa.


Sumber :
Redi Mulyadi
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=26&jd=Penebangan+Hutan+PTPN+Diprotes+Warga+Dua+Kecamatan&dn=20100301213812

2 Maret 2010


Sumber Gambar:

http://www.alumnimanawipari.com/news/jalur_cikatomas_sampai_cimedang_tasikmalaya_rusak/2009-10-01-74

Sabtu, 03 Juli 2010

Atih Kurniati, Mengajar di Tepian Hutan


JANGANKAN bermimpi, untuk membayangkan bersalaman dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tidak pernah tebersit dalam benaknya. Sebab, sepertinya sesuatu hal yang tidak mungkin, seorang guru dari salah satu sekolah dasar (SD) terpencil di daerah Kabupaten Tasikmalaya, akan bertemu dengan Presiden.

Oleh karena itu, Ny. Atih Kurniati (48) seakan tidak percaya ketika mendapatkan berita akan menerima penghargaan dari Presiden SBY.

Akan tetapi, semua itu akhirnya menjadi kenyataan. Pada acara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Sabuga, Kota Bandung, Selasa (26/5), Atih menerima penghargaan Satya Lencana Pendidikan dari Presiden. Suatu penghargaan tertinggi dalam bidang pendidikan karena dedikasi yang dilakukan Atih, yaitu mengajar di sekolah terpencil selama lebih dari dua puluh tahun.

"Ketika bersalaman dengan Pak Presiden, terus terang saja, saya deg-degan. Saya tidak berani menatap Pak Presiden. Tetapi, terus terang saja, saya bangga dengan semua ini. Sulit untuk melukiskan kebahagiaan tersebut," kata Atih, guru SD Tenjowaas, Desa Girimukti, Kec. Bojonggambir, Kab. Tasikmalaya, kepada "PR", semalam.

Sekolah tempat mengajar Atih, lokasinya berada kurang lebih 118 km dari Kota Tasikmalaya. Tepatnya, berada di barat daya daerah Kab. Tasikmalaya. Dari kota Kecamatan Bojonggambir, jaraknya kurang lebih 18 km. Untuk menuju ke Bojonggambir, harus melalui jalanan yang berliku dengan tanjakan dan turunan bagaikan naik gunung turun gunung. Dari ibu kota kecamatan, lokasi SD Tenjowaas berada di ujung daerah itu, dan untuk mencapai lokasi tersebut harus menempuh tanjakan terjal.

Tidak ada angkutan umum menuju ke Tenjowaas. Transportasi yang ada hanyalah ojek, yang tarifnya Rp 40.000,00 dari kota kecamatan ke lokasi sekolah itu. Sementara bila berjalan kaki, harus ditempuh kurang lebih empat jam.

Bangunan SD Tenjowaas sendiri seperti yang diceritakan Kepala SD Tenjowaas Yayat Dahiyat, saat ini dalam kondisi rusak berat. Semua kaca jendela sudah hancur, dan terpaksa diganti dengan reng bambu dan papan kayu. SD tersebut beratap asbes yang sudah bolong-bolong, dengan rusuk kayu yang sudah rapuh. Tiga ruangan kelasnya sudah tidak bisa digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar.

Di SD Tenjowaas ada tiga guru PNS termasuk Atih, seorang kepala sekolah, dan empat guru sukwan. Atih termasuk guru senior dan paling lama mengajar di sekolah itu, yaitu sejak 1982. Rekan-rekan Atih sudah sejak lama pindah ke sekolah di perkotaan. Atih sendiri memutuskan untuk mengabdikan ilmunya di sekolah tersebut hingga sekarang.

Menurut Atih, setelah lulus dari sekolah pendidikan guru (SPG) tahun 1981, ia diterima menjadi PNS setahun kemudian dan langsung ditempatkan di SD Tenjowaas.

"Saya sempat bingung, karena sekolah itu memang lokasinya sangat jauh di ujung daerah Tasikmalaya. Tetapi, karena tekad saya benar-benar ingin mengabdikan ilmu yang telah diperoleh, saya berangkat ke SD Tenjowaas," katanya.

Lokasi sekolah benar-benar berada di tengah hutan. Di belakang sekolah masih ditemui monyet, babi hutan, owa, dan hewan lainnya.

Atih berusaha bertahan di sekolah itu, karena merasa iba kalau sampai meninggalkan sekolah tersebut. Dia tidak ingin pendidikan anak-anak daerah itu terbelakang. Atih juga sering meminta kepada warga setempat untuk menyekolahkan anak-anak mereka.

Setelah lebih dari sepuluh tahun mengajar, Atih akhirnya mendapatkan jodoh pemuda setempat yang bernama Sulaeman.

Selama bertugas, Atih tidak mengetahui ada penilaian dari Departemen Pendidikan ataupun instansi lainnya. Hanya, pada tahun 2006, Atih pernah mendapatkan undangan untuk mengikuti acara HUT Kemerdekaan di Jakarta.

Camat Bojonggambir Agus Salim mengatakan, mereka bangga karena dari daerahnya ada guru yang mendapatkan penghargaan dari Presiden. Penghargaan itu membuat warga Bojonggambir terharu. (Undang Sudrajat/Cecep S.A./"PR")***


Sumber :

http://hotnews.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=news.detail&id=77516

27 Mei 2009



Pantai Cipatujah Objek Wisata Alternatif di Tasik Selatan


Kawasan wisata pantai selatan Kabupaten Tasikmalaya terkenal dengan kawasan pantai Cipatujah. Pada akhir tahun biasanya diadakan Hajat Lembur (Pesta Nelayan).Selain obyek dan daya tarik wisata Cipatujah terdapat pula obyek dan daya tarik wisata lainnya seperti taman Lengsar Pantai Sindangkerta, konservasi penyu, Pantai Pamay dengan perkampungan nelayannya, Taman Bubujung Indah, Pantai Ciheras dan Pantai Karangtawulan.

Keberadaab pantai selatan Tasikmalaya yang terkenal dengan pantai Cipatujah merupakan salah satu obyek wisata alam dengan daya tarik utama berupa wisata bahari. Pengelolaan obyek wisata pantai selatan di bawah kendali Kantor Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya.Obyek wisata pantai Selatan Cipatujah meliputi area kurang lebih 115 hektar, terletak kurang lebih 91 Km dari pusat kota Tasikmalaya.

Kawasan pantai selatan Tasikmalaya memiliki potensi wisata yang tersebar di sepanjang pantai Cipatujah sampai Cikalong, antara lain Pantai Sindangkerta, Pamayangsari, Karangtawulan, semuanya termasuk wilayah Kecamatan Cipatujah.

Sementara obyek-obyek wisata pantai yang masuk ke dalam wilayah Kecamatan Cikalong antara lain Pantai Mandalajaya dan Sindangjaya. Di samping obyek-obyek wisata tersebut masih terdapat obyek dan daya tarik lain.Pada area pantai selatan Tasikmalaya bermuara sungai-sungai yang cukup besar membuat panorama alam di sekitarnya indah dan sangat potensial.



“Pengembangan obyek wisata Pantai Cipatujah sampai sekarang belum dilaksanakan secara maksimal. Apalagi ketika bencana tsunami melanda Pangandaran, Pantai Cipatujah terkena imbasnya, sebagian infrastruktur yang ada di pantai Cipatujah terkena gelombang tsunami.”ungkap Wawan A.Gunawan, warga Simpang Cibalong.

Jalur transportasi yang dapat menghubungkan Pantai wisata Cipatujah dengan wilayah Jawa Barat Selatan, seperti, Kabupaten Ciamis dan Garut menjadi kebutuhan yang mendesak.

Perkembangan obyek wisata Tasikmalaya Selatan diprediksikan akan berkembang dengan pesat. Sebaliknya, dalam kondisi perekonomian yang kurang sehat. “Untuk kondisi saat ini, jarak tempuh obyek wisata pantai Tasikmalaya Selatan terlalu jauh, sementara variasi daya tarik obyek wisata dirasa kurang, hal ini otomatis akan mengurangi keinginan wisatawan untuk datang berkunjung.”tutur Wawan.

Sebenarnya, obyek wisata pantai selatan Tasikmalaya secara geografis tidak terlalu jauh dengan obyek sejenis yang sudah lebih dahulu berkembang, yaitu objek wisata Pantai Pangandaran di Kab.Ciamis. Karena itu, seiring perkembangan obyek wisata Pangandaran, dalam jangka panjang pantai selatan Tasikmalaya akan menjadi pelengkap atau paling tidak menjadi jalur alternatif wisatawan untuk menuju atau jalan pulang dari Pangandaran.

“Dengan demikian, peluang investasi terutama untuk pengembangan infrastruktur di area wisata Pantai Selatan Tasikmalaya masih sangat terbuka luas.”imbuh Rahmat.

Rahmat menjelaskan, problem utama yang menjadi kunci keberhasilan pengembangan adalah infrastruktur transportasi. Sampai saat ini jalan tembus Jawa Barat Selatan masih dalam kondisi perbaikan, sehingga mobilitas faktor produksi dan jalur distribusi hasil produksi dan wilayah tersebut belum lancar sebagaimana yang diharapkan.

“Investasi yang harus didahulukan oleh pemerintah adalah pembangunan prasarana dan sarana transportasi yang memudahkan mobilisasi orang atau barang di wilayah tersebut. Setelah prasanana transportasi dan komunikasi lancar, maka akan mendorong investasi swasta untuk menanam investasi sesuai dengan bidangnya.”ungkapnya.


Sumber :

http://www.leisure.dnaberita.com/03%20Januari%202010%20Leisure%20Pantai%20Cipatujah.php